Posts

Showing posts from January, 2019

He loves you so much, that’s why i love him.

Cantiik..aku diberitahu ayahmu, sejak usiamu 7 tahun. Kala itu, ayahmu sering mengirimkan foto-fotomu yang menggemaskan, bersama kucingmu. Sepertinya isi ponsel ayahmu, kamu melulu. Ragam posemu aku punya, ayahmu yang mengirimkannya untukku. Aku sudah jatuh cinta sebelum aku bertemu denganmu, cantik. Dia sering bercerita tentangmu. Dia rela melakukan apa saja untuk kamu. Meski dalam keadaan dirundung, dia tak urung menemanimu. Dia mencintaimu lebih dari apapun. Lebih dari dia mencintai dirinya sendiri. Seringkali dia tak mengindahkan rasa sakit di tubuhnya, rasa lelahnya, karena tidak ingin melewatkan banyak waktu tanpa kamu.  Kamu beruntung, nak. Kamu tau, aku juga ingin punya anak perempuan. Karenanya, aku senang bermain denganmu, aku senang mendengar celotehanmu, aku senang memelukmu. Tak apa ya, aku mencintai ayahmu. Jangan pernah khawatir, tidak ada satu perempuanpun yang bisa mengurangi rasa cintanya untuk kamu. Dan aku tidak ingin bersaing denganmu. Aku ingi

I love you, nak.

Ada satu masa dalam hidup, ketika duniaku merasa akan runtuh. Tapi kamu hidup di tubuhku hadir penuh dalam setiap detak jantungku. Aku jatuh cinta seketika. Sembilan bulan yang penuh perjuangan, kamu hadir menguatkanku. Tidak pernah terpisahkan sedetikpun, setiap hela napas, kamu meretas segala gelisah dan rasa takut.   Kini tumbuh besar ragamu. Aku semakin jatuh cinta. Kamu tumbuh menjadi anak baik dan pintar. Aku sering dibuat kagum dan bangga dengan apa yang kamu lakukan. Meski kadang aku sebal, kamu sering mendebat dan susah dberi tahu. Tapi kamu tetap sayang aku kan?   Maaf ya, aku terkadang tak punya banyak waktu bersamamu. Sejak kecil, kamu sering aku tinggal bekerja. Bukan aku tega, tapi aku ingin bisa menghidupimu dengan layak, sekolah di tempat yang bagus, makan makanan bergizi meski kamu susah sekali dibujuk makan.  Terus kan kamu sukanya makan steak daging. Kalau aku enggak kerja, gimana dong. Suatu saat kamu akan mengerti, kenapa aku sering meeting, sering

Titik Tengah.

Image
Kami sering mengucap kata sudah, cukup. Tapi kata Tuhan, tidak usah. Silang pendapat yang kadang membuat jengah, tapi di situ kesabaran terasah. Kadang ingin menyerah, tapi tak semudah itu untuk pasrah. Dari segala perbedaan kami yang begitu kontrasnya. Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kami di titik tengah-Nya. Meskipun masih jauh untuk mengantongi ridho-Nya.

Keluarga yang Seharusnya Bahagia.

Kemarin, untuk yang pertama kalinya, kami sekeluarga pergi bersama, ke Tasikmalaya. Kebetulan saudara sepupu menikah. Aku, anakku, kedua adikku, papahku, bersama dalam satu mobil. Ibu sambungku tak ikut saat pergi.  Awalnya begitu kaku, rasanya sudah hampir setengah usiaku, kami tidak pernah pergi bersama papah. Hatiku teriris, mengingat almarhumah mamaku. Tapi aku yakin, mamaku tersenyum melihat kami bisa berkumpul bersama. Untungnya anakku cair, dia mau bercanda dengan kakeknya. Jadi mobil kami diwarnai gelak tawa. Alhamdulillah, terima kasih ya nak. Besoknya saat pulang, ibu sambungku datang menyusul dan ikut pulang bersama kami. Suasana mobil masih cair, anakku lagi yang mencairkan suasana. Kami sempat makan di sebuah restoran. Satu hal yang tidak pernah keluarga kami lakukan. Saya bersyukur, semua memang lebih menyenangkan ketika kita ikhlas menerima segala ketentuan. Mungkin memang seharusnya papaku berpisah dengan mamaku. Karena mamaku sudah digariskan meninggal l

Hai Tuan.

Image
Tuan, badaimu sudah berlalu. Mentari sudah kembali memelukmu dengan hangat, Mengurai luka atas kehidupan yang selirat. Jadi, bolehkah aku berjalan ke arahmu? Menggenggam tanganmu, menemanimu, melangkah jauh dari temaram   hingga pendar menyinar. Aku menerima masa lalumu, sebagai bekal menemani masa depanmu. Lalu di jalan yang sama, kita berjalan perlahan, sampai luka tak lagi menyiksa, sampai menua dengan bahagia.

Jurnal Baru.

Image
Kalau kata Pramoedya Ananta Toer: "Menulis adalah bekerja untuk keabadian". Rasanya memang sudah lama aku tidak menulis. Tentang kehidupan yang dituangkan dalam rupa-rupa diksi. Maka di 1 Januari 2019 ini, aku akan memulai kembali menulis. Tentang cinta, cita dan harapan seperti dalam lagu yang dinyanyikan oleh grup musik "Jingga". Sejak dulu aku tak punya karya lain selain tulisan. Bagiku, menulis adalah cara paling mudah yang bisa aku lakukan untuk mengungkapkan sesuatu. Tentang frasa yang dirasa dari dalam hati, tentang cerita yang tertangkap mata, tentang ingar bingar yang didengar. Untuk itu aku persembahkan semua tulisan di sini untuk orang-orang yang aku sayangi, aku cintai sepanjang hidupku. Semoga jika suatu saat aku pergi lebih dulu, tulisan di dalam blog ini akan menjadi kenangan tentang betapa aku mencintai kehidupan bersama kalian :)