I love you, nak.


Ada satu masa dalam hidup, ketika duniaku merasa akan runtuh. Tapi kamu hidup di tubuhku hadir penuh dalam setiap detak jantungku. Aku jatuh cinta seketika.

Sembilan bulan yang penuh perjuangan, kamu hadir menguatkanku. Tidak pernah terpisahkan sedetikpun, setiap hela napas, kamu meretas segala gelisah dan rasa takut. 

Kini tumbuh besar ragamu. Aku semakin jatuh cinta. Kamu tumbuh menjadi anak baik dan pintar. Aku sering dibuat kagum dan bangga dengan apa yang kamu lakukan. Meski kadang aku sebal, kamu sering mendebat dan susah dberi tahu. Tapi kamu tetap sayang aku kan? 

Maaf ya, aku terkadang tak punya banyak waktu bersamamu. Sejak kecil, kamu sering aku tinggal bekerja. Bukan aku tega, tapi aku ingin bisa menghidupimu dengan layak, sekolah di tempat yang bagus, makan makanan bergizi meski kamu susah sekali dibujuk makan. Terus kan kamu sukanya makan steak daging. Kalau aku enggak kerja, gimana dong. Suatu saat kamu akan mengerti, kenapa aku sering meeting, sering kerja. Eh tapi aku terharu loh, kalau kamu kebangun tengah malem minta minum dan aku masih ngetik di laptop, kamu suka bilang: "Ibu kenapa kok ngetik terus, enggak tidur?" duuh nak, terharuu akutuuu.

Kamu enggak bosan kan, dengan aku terus? Sementara yang lain, punya sosok ayah yang juga hadir. Sementara kamu hanya satu bulan sekali bertemu ayahmu. Maaf ya. Tapi ayahmu juga sangat mencintaimu, seperti aku mencitaimu. Hanya saja, aku dan ayahmu berbeda pendapat, kami berdua tidak bisa hidup bersama-sama.

Aku kaget lho, waktu tadi kamu nanya: "Ibu, boleh enggak dede nanti tinggal sama ayah?"

Asal kamu tau aja, ayahmu pernah bilang, katanya kalau kamu sudah SMP nanti, kamu akan tinggal dengan ayahmu. 

Kamu kangen ya sama ayah kamu? Kalau suatu saat kamu ingin tinggal dengan ayahmu, aku mengizinkan, meskipun berat dan aku akan sendiri kesepian.

Tapi tak apa nak, demi kebahagiaan kamu, aku insya allah ikhlas.

Asal kamu berjanji, kalau ada film yang bagus, kita nonton bareng ya. Jangan lupa juga angkat telepon dan video call aku. Aku kan pasti kangen banget. 

Aku menulis ini dengan latar belakang suara tidurmu yang suka ngorok sambil mangap. Menggemaskan deh. Meski kamu sekarang enggak chubby seperti waktu kecil, udah sering debat sama aku, tapi kamu tetap anak ganteng kesayangan aku selamanya.

I love you, Anakku.



Comments

Popular posts from this blog

Self Love Mantra.

Keluarga yang Seharusnya Bahagia.

Hai Tuan.