We're better together, can we?

Kemarin aku bertemu beberapa orang. Salah satunya orang yang hatinya lapang sekali. Sengaja menghindari dulu suasana kantor, karena khawatir kami berdua masih diliputi emosi. Terutama diriku yang masih belum sanggup menahan sedih.

Aku tidak bercerita tentang apa yang aku alami. Tapi aku seperti dibukakan pikiran tanpa sengaja. Tentang ikhlas menerima, tentang rela melepaskan.

Lepas bukan berarti hilang, tapi lebih kepada menerima bahwa di dunia ini semua hanya milik Allah sang Maha Pencipta. Semua yang dihadirkan dalam kehidupan kita hanya titipan. Kita tidak bisa keras kepala menganggap semua yang hadir, semua yang kita punya adalah hak penuh untuk kita. Tidak.

Aku menyadari, betapa deretan trauma kehilangan dan perpisahan orang tersayang, sangat berdampak. Takut kehilangan, takut berpisah menjadikan diri ini penuh ego, alih-alih menyayangi, tapi justru melukai.

Aku yang tidak peka, bahwa dia juga terluka. Aku yang tidak sabar, bahwa dia juga berusaha tegar. Aku seharusnya lebih bersyukur, bukan malah kabur. Selalu berlomba-lomba siapa yang lebih terluka memang hanya akan membuat luka baru.

Lalu bagaimana? Dua manusia yang saling menyayangi tapi berbeda arah tujuan.

Kami tidak satu tujuan. Tapi setiap hari harus selalu berjalan beriringan.

Sejak tengkar, apa-apa yang biasa dikerjakan berdua, didiskusikan berdua, jadi berjalan masing-masing. Hening. Sepi. Apa ini yang dimau? Aku yakin tidak pernah ada dua manusia saling menyayangi yang ingin berjauhan, berpisah.

Tapi nasi sudah menjadi bubur,  bukan?

Kata-kata saling menyakiti sudah terucap. Suka cita yang sudah-sudah, bahagia yang sudah-sudah, tertoreh luka seketika. Beku. Tidak kata maaf terucap untuk melukis senyuman, untuk meneruskan perjuangan, yang ada maaf karena menyerah.

Menyadari jeda beberapa hari ini, hidup memang biasa-biasa saja, tapi pincang tak imbang. Akibat dari sabar yang tak luas, dari kompetisi siapa yang paling trauma dan terluka.

Semoga dua hati ini yang keras ini melunak, dua hati yang marah ini mereda, dua hati yang penuh kecewa ini segera pulih.

I miss you.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Self Love Mantra.

Keluarga yang Seharusnya Bahagia.

Hai Tuan.